05 Juli 2024 – Seminar Nasional ASPI & UNIBA “Tata Ruang Wilayah, Kearifan Lokal & Kemaritiman”

Pada tanggal 05 Juli 2024, ASPI telah menyelenggarakan Seminar Nasional bertemakan “Tata Ruang Wilayah, Kearifan Lokal, dan Kemaritiman untuk Penataan Ruang yang inklusif” yang diselenggarakan di Hotel HARRIS Batam Center, Kota Batam atas kerja sama Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI), Universitas Batam, serta Kementerian ATR/BPN. Seminar ini diselenggarakan secara hybrid yang diikuti oleh 120 peserta hadir secara luring, dan 54 peserta hadir secara daring,

Seminar Nasional ini menghadirkan Keynote Speaker dan Narasumber sebagai berikut:

Keynote Speaker:
1. Menteri ATR/BPN, yang diwakili oleh Ir. Dwi Hariyawan, S., M.A. – Direktur Jendral Tata Ruang, Kementerian ATR/BPN
2. Prof. (HC) Ir. Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D. – Utusan Khusus Presiden untuk Kerja sama Internasional Pembangunan IKN

Narasumber:
1. Roby Kurniawan, S.PWK – Bupati Bintan, Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Kepulauan Riau
2. Adiwan Fahlan Aritenang, S.T., M.GIT., Ph.D. – Ketua ASPI
3. Prof. Dr. Ir. H. Chabullah Wibisono, M.M. – Wakil Rektor I Universitas Batam

Seminar Nasional dibuka secara resmi oleh Adiwan Fahlan Aritenang, S.T., M.GIT., Ph.D. selaku Ketua ASPI, seminar ini mengusung tema “Kearifan lokal dan Kemaritiman untuk Penataan Ruang yang Inklusif” menjadi komitmen dalam menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. Melalui seminar ini, diharapkan menjadi wadah yang dapat menjadi jembatan dalam sharing pengetahuan dari narasumber, peneliti, dan akademisi terkait bidang perencanaan wilayah dan kota.

Rektor Universitas Batam, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., IPU., ASEAN Eng, dalam sambutannya Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., IPU., ASEAN Eng. mengatakan Kepulauan Riau (Kepri) memiliki kekayaan Tata Ruang Wilayah, Kearifan Lokal dan Kemaritiman yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Seminar ini juga memperkuat posisi strategis kewilayahan Kepri yang berbatasan dengan Singapura, Malaysia, Vietnam dan Thailand. Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau yang terdiri dari 5 Kabupaten dan 2 Kota. Harapannya Kajian dan pembahasan seminar nasional ASPI berkontribusi dalam memaparkan penanganan faktor penghambat dan mempertahankan faktor kekuatan yang akan sepenuhnya mewujudkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Hotel HARRIS Batam, 05 Juli 2024 – Seminar Nasional ASPI – UNIBA

Ir. Dwi Hariyawanm S., M.A. – Direktur Jenderal Tata Ruang, menyampaikan bahwa planologi adalah ilmu pengambilan keputusan yang saat ini pada praktiknya masih berfokus pada perencanaan tata ruang dan perlu juga menyentuh aspek pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Ditekankan pula oleh Dwi bahwa para ahli-ahli perencanaan diharapkan mampu bekerja di sektor-sektor tata ruang. Peran kampus dan program studi menjadi krusial dalam menghasilkan kualitas lulusan yang dapat menjawab tantangan terkini dan masa depan dalam bidang penataan ruang, tidak hanya dalam hal perencanaan tata ruang saja tetapi juga dalam hal pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Harapan Ditjen Tata Ruang dengan adanya peran ASPI adalah (1) Dukungan dalam inklusivitas penyelenggaraan penataan ruang melalui FPR, (2) Beperan aktif sebagai konseptor dalam kolaborasi pentahelix (akademisi, Dunia Usaha, Komunitas, Media, Pemerintah), (3) Dukungan pengembangan kurikulum dan pengembangan SDM yang ahli dan terampil, dalam menjawab tantangan terkini dalam penataan ruang, (4) Peningkatan program magang INSPIRING untuk mendukung percepatan penyediaan RDTR di seluruh Indonesia.

Keynote Speaker, Narasumber, dan Peserta Seminar

Prof. (HC) Ir. Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D – Utusan Khusus Presiden untuk Kerja sama Internasional Pembangunan IKN berharap ASPI sebagai sekolah untuk profesi perencana, dan palang pintu akademisi diharapkan tetap menjaga profesionalisme dan integritas keilmuan. Ia menyatakan bahwa “a good planning less valuetrust” perencanaan bagus tetapi eksekusinya tidak berjalan sesuai. Terdapat 3 tantangan utama perencanaan saat ini. (1) Urbanisasi, jumlah penduduk yang hidup di perkotaan lebih tinggi dibandingkan penduduk yang tinggal di pedesaan. Diperkirakan pada tahun 2030 penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan sebanyak 60% dari total penduduk, dan jumlah mengkota di Dunia dengan jumlah penduduk >10 juta penduduk pada tahun 2030 sebanyak 43 kota. Dapat dilihat dari paparan cahaya melalui citra satelite malam hari di Pulau Jawa memperlihatkan proses urbanisasi hampir menyeluruh. Adanya aglomerasi tidak hanya di Jawa, tetapi di luar jawa akan sama. (2) Perubahan Iklim, saat ini kota-kota pesisir di Indonesia dipaksa untuk melakukan sesuatu agara kota tidak tenggelam, ditambah lagi iklim ada kemarau-basah (kemarau tetapi sesekali hujan). (3) Isu sosio-Ekonomi, kota-kota terjadi kesenjangan antara gap yang makin besar dari segi ekonomi, ditambah lagi adanya covid. Pola recovery covid ini membentuk huruf K, dimana garis naik dan turun. Garis naik bagi mereka yang memiliki literasi digital tetap bertahan dengan memanfaatkan teknolgi, sedangkan garis turun pada K adalah mereka yang tidak memiliki literasi digital yang kurang baik lebih terpuruk. Sehingga gap antara garis naik, dan garis turun memiliki gap yang besar.

Kegiatan Seminar Nasional dilanjutkan dengan Workshop Akreditasi Program Studi dan Workshop Evaluasi Pelaksanaan Inspiring Batch VI (Periode Februari sampai Juni 2024), Persiapan Pelaksanaan Inspiring Batch VII (Periode Agustus sampai dengan Desember 2024).