16 September 2025 – Pra-Kongres XIII ASPI 2025

Pada Selasa, 16 September 2025, ASPI melakukan Pra-Kongres yang merupakan sesi pertama dalam rangkaian kegiatan Kongres XIII yang berlangsung pukul 09.00–11.00 WIB di Ruang Serba Guna Lantai 6 Gedung SAPPK Labtek IXA, Kampus ITB, Bandung. Agenda pertemuan ini fokus pada perubahan AD/ART ASPI untuk masa kepengurusan periode 2025-2028, serta perumusan issu dan rohram ASPI. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 80 peserta pengurus dan anggota ASPI, dengan agenda utama meninjau serta mendiskusikan arah perubahan organisasi, mulai dari penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, diskusi issu strategis serta perumusan rencana program kerja, hingga penyempurnaan struktur kelembagaan dan hak keanggotaan. Dalam forum tersebut, para peserta juga mengkaji tantangan dan strategi terkait perencanaan program akademik, pengembangan kurikulum, hingga penguatan koordinasi regional. Diskusi menekankan pentingnya kolaborasi yang lebih erat bersama Kementerian, perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan pemerintah daerah. Selain itu, dibahas pula inisiatif pembentukan beasiswa daerah serta peluang kemitraan dengan universitas di wilayah tertentu, dengan penekanan pada integrasi kearifan serta budaya lokal dalam pembelajaran berbasis digital.

Pembahasan Penyesuaian AD/ART ASPI secara luring di Labtex Kampus ITB Bandung, 16 September 2025

Para peserta meninjau perbedaan antara AD/ART yang ada dan akta notaris pendirian tahun 2024, dalam rangka memastikan kepatuhan hukum dan keberlanjutan organisasi. Keputusan untuk mengadopsi usulan perubahan AD/ART dilakukan dalam kongres pada hari yang sama. Forum ini juga menekankan urgensi legalitas badan hukum sebagai landasan penguatan inisiatif ASPI serta menjamin keberlanjutannya sebagai organisasi profesi. Peninjauan dan diskusi tentang reformasi struktur organisasi ASPI juga diusulkan. Terutama mengenai dewan pengurus dan hak keanggotaan. Poin-poin penting termasuk menyesuaikan struktur dewan pengurus, perpanjangan masa jabatan kepengurusan dari dua tahun menjadi tiga tahun, dan mengklarifikasi hak keanggotaan dan kriteria kandidat untuk posisi kepemimpinan. Forum sepakat untuk menindaklanjuti dan memvalidasi usulan tersebut, termasuk memberikan rekomendasi agar ketua umum berperan sebagai penyelenggara kongres berikutnya serta membuka peluang bagi wakil ketua untuk dicalonkan sebagai ketua umum apabila terpilih kembali.

Forum Pra-Kongres turut memunculkan beberapa isu dan tantangan yang dihadapi ASPI baik secara internal dan eksternal yang disampaikan langsung oleh para peserta. Masukan ini menjadi bahan refleksi penting untuk memperkuat peran organisasi di masa mendatang, mulai dari penguatan tata kelola, peningkatan kualitas akademik dan kurikulum, hingga perluasan jejaring dengan pemerintah daerah serta perguruan tinggi. Beberapa isu internal yang menjadi bahan diskusi yaitu terkait:

  • Pengembangan kurikulum sekolah perencanaan melalui penyusunan/pembaharuan buku putih ASPI yang dapat diakomodir pada seri workshop;
  • Kebutuhan informasi akreditasi sekolah perencanaan melalui penyelenggaraan workshop;
  • Menyoroti penurunan jumlah mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta (PTS);
  • Perlu kerjasama dengan asosisasi profesi untuk pemenuhan kebutuhan lulusan berupa Sertifikat Keahlian (SKA);
  • Tantangan lulusan sekolah perencanaan dalam memperoleh pekerjaan
  • Penguatan kerjasama antar sekolah anggota ASPI dalam mendorong peningkatan kapasitas dosen anggota ASPI;
  • Peluang beasiswa melalui LPDP dan inisiatif workshop untuk dapat menjadi formu berbagi informasi beasiswa bagi mahasiswa dan dosen.

Selain isu dan tantangan internal, dalam forum juga disampaikan isu eksternal terkait perkembangan sekolah perencanaan dan ASPI, antara lain:

  • Penting dalam memperluas jejaring dan kolaborasi strategis ASPI dengan berbagai pihak. Salah satu agenda utama adalah penguatan kerja sama dengan kementerian dan mitra strategis, termasuk ATR/BPN, serta menindaklanjuti Forum Perencanaan Ruang (FPR) dengan dukungan anggota yang memiliki akses langsung ke kementerian terkait. Penguatan kolaborasi dengan alumni dan Ikatan Mahasiswa Perencanaan Indonesia (IMPI) juga dipandang penting untuk memperkuat basis organisasi.
  • Penguatan kolaborasi tingkat nasional dan internasional. Pada tingkat nasional peluang magang dapat diperluas melalui kerja sama dengan Ikatan Ahli Perencana (IAP) maupun program magang di DPR. Selain itu, ASPI juga perlu mendorong penguatan jaringan dan kemitraan internasional melalui kolaborasi dengan berbagai forum dan asosiasi global seperti GPEAN, WPSC, dan APSA.

Penyampaian Saran Terhadap Penyesuaian AD/ART ASPI serta Penyampaian Isu-Isu dan Tantangan Sekolah Perencanaan

Diskusi dan peninjauan ulang terhadap AD/ART ini, sebagai respon ASPI dalam menghadapi dinamika sekolah perencanaan serta tuntutan dunia profesional yang kian kompleks. Penyempurnaan dokumen dasar organisasi ini akan memberikan arah yang lebih jelas, landasan yang lebih kuat, dan mekanisme yang lebih adaptif bagi seluruh anggota ASPI dalam menjalankan perannya. Perubahan AD/ART bukan hanya sekadar formalitas, melainkan menjadi tranformasi untuk memperkuat tata kelola, memperjelas struktur kepemimpinan, dan menyusun strategi pengembangan yang lebih inklusif. Forum Pra-Kongres XIII ini menjadi wadah penting bagi anggota dan pengurus ASPI untuk menyuarakan aspirasi, berbagi pengalaman, serta merumuskan langkah-langkah konkret bersama. Penegasan kolaborasi lintas sektor dari mitra strategis, baik di tingkat nasional maupun internasional juga ditegaskan dalam pertemuan ini. ASPI menegaskan komitmen untuk memperkuat tata kelola organisasi, merespons dinamika tantangan internal maupun eksternal, serta menyiapkan landasan yang lebih kuat bagi kepengurusan periode 2025–2028 dan keberlanjutan peran ASPI di masa depan.